Ads 468x60px

Sunday, March 02, 2014

Jangan Asal Golput

Golput merupakan topik yang menarik untuk diperbincangkan menjelang pemilu. Tahun 2009 silam, sayapun pernah menulis tentang golput juga. Selalu ada pro dan kontra tentang golput. Ada yang bilang golput merupakan pilihan, ada juga yang bilang golput itu bukan pilihan. Bahkan beberapa pemilihan umum terakhir, golput-lah pemenangnya. Karena banyaknya orang yang memilih untuk tidak memilih.
Gara-gara tingginya angka golput, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sampai memfatwakan bahwa golput termasuk perbuatan dosa. Menurut Ketua MUI, pemilu adalah strategi untuk memperbaiki nasib bangsa. Selain itu, juga memperbaiki nasib umat Islam. Nah lho, kalau kita tidak memilih berarti berdosa donk. Tapi bagaimana kalau kita memilih dan pilihan kita ternyata salah (katakanlah akhirnya orang yang kita pilih melakukan korupsi). Kalau begini apakah kita berdosa juga? Entahlah, saya bukan ahli agama, jadi tidak bisa menjawabnya.

Kita sebaiknya jangan asal ikut-ikutan golput. Jangan sampai golput menjadi trend, jadi kalau golput kita keren, Hahaa. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah mempermudah kita untuk memantau calon-calon legislatif yang sudah terdaftar melalui website dct.kpu.go.id. Disana kita bisa melihat semua daftar calon dari 12 partai nasional yang sudah di sahkan oleh KPU. Kita hanya klik lambang partainya, pilih daerah pemilihan kemudian akan muncul foto, nama dan tempat tinggal calon. Untuk profil lengkapnya, KPU menyediakan dalam format PDF.
Jika setelah melihat profil calon-calon yang ada, kita merasa belum ada orang yang pas untuk mengatur negeri ini. Kalau saya pribadi memilih untuk tidak memilih, daripada memilih dengan asal pilih dan orang yang kita pilih ternyata salah. Tapi kita tidak asal golput, karena sudah menyeleksi calon-calon yang ada. Nah, kalau sudah yakin untuk golput. Jangan mengajak orang lain untuk ikut-ikutan golput, karena kita bisa dipidanakan. Sindonews.com memberitakan "Ajak golput, ganjarannya pidana". Dalam artiket tersebut Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan soal kampanye Golput diatur dalam Undang-Undang Pemilu.
Saya pernah bertanya ke beberapa teman, mau ikut nyoblos atau malah golput. Ada yang jawab pilih golput ada juga yang jawab memilih untuk tidak memilih. Lho, itukan sama aja. Memang teman yang saya tanya ternyata memilih golput. Ada jawaban dari 1 orang teman yang menarik. Dia menjawab, walaupun golput kita sebaiknya tetap datang ke TPS. Untuk menghindari kertas suara yang seharusnya kita pakai, bisa dimanfaatkan oleh orang lain karena tidak kita gunakan lantaran golput. Jadi mau memilih calon yang berkualitas atau tetap memilih untuk tidak memilih? Terserah anda.

Gambar: http://icons.iconarchive.com

0 Comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Instagram

Instagram

Statistics


Visit Indonesia

visit indonesia Warung Blogger