Ads 468x60px

Wednesday, June 11, 2008

Penggemar animasi/cartoon bukan berarti “childish”

Doraemon, naruto, shinchan, onepiece, spongebob, dora the explorer, jimmy neutron, siapa yang tidak mengenal tayangan animasi – animasi tersebut. Memang penikmat tayangan tersebut mayoritas anak – anak, tetapi ada beberapa orang dewasa juga turut menikmati, termasuk saya (hee, narcis). Saya sering kali di bilang masa kecil kurang bahagia oleh teman – teman saya jika sedang menonton serial one piece ataupun spongebob. Terus terang saja, saya lebih tertarik menonton acara untuk anak – anak dibandingkan dengan acara untuk kalangan dewasa, karena “biasanya” taangan untuk kalangan dewasa tidak jauh – jauh dari tema : sex, kekerasan, percintaan, peselingkuhan, yang sedikit sekali nilai – nilai dan pesan moral yang disampaikan disana.

Walaupun menggemari tayangan animasi / cartoon dan tayaangan anak lainnya bukan berarti memiliki sifat “childish” (kekanak-kanakan). Jujur saja saya jenuh dengan tayangan untuk dewasa. Berbeda dengan tayangan anak, yang “terkadang” memiliki unsur pendidikan, memang tidak banyak unsur pendidikannya pada tayangan animasi tidak seperti pada tayangan anak ”Laptop si Unyil”, ”Bolang”, ”Cerita Anak”, yang menyajikan tayangan ilmu – ilmu pengetahuan untuk anak yang disajikan dengan menampilkan kepolosan seorang anak untuk ingin mengetahui semua yang ada dihadapannnya.

Tayangan untuk anak memang sangat sedikit sekali saat ini, padahal industri televisi saat ini berkembang pesat. Karena acara untuk kalangan anak sangat sedikit, sampai-sampai pada acara kontes menyanyi untuk anak, anak – anak pun seolah – olah ”dipaksa” untuk menyanyikan lagu – lagu orang dewasa, karena memang saat ini sudah sedikit sekali lagu – lagu yang layak untuk anak – anak nyanyikan. Anak – anak dipaksa untuk menyanyikan lagu dengan tema – tema perselingkuhan, percintaan, yang mungkin mereka-pun tidak mengerti apa maksud lagu yang mereka nyanyikan.

Memang pengaruh tayangan televisi bisa berakibat buruk pada kehidupan anak – anak jika tidak di awasi. Karena anak – anak bisa diibaratkan kaset rekaman, dia akan menirukan setiap apa yang dlihatnya. Maka itu kita harus lebih selektif dalam memilih tayangan televisi yang tepat untuk anak.

1 Comments:

  1. justru yg gsuka cartoon 'meibe' masa kecilnya suram bay....dpksa dewasa sblm dewasa shgga takada kenangan ttg cartoon..wwkwkkwkwkwk...

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Instagram

Instagram

Statistics


Visit Indonesia

visit indonesia Warung Blogger