Dua buku terakhir yang saya baca dengan topik yang berbeda. Tetapi menyisipkan dua kisah yang sama, yaitu kisah seorang bapak dan anak yang akan melintasi sebuah kota dengan seekor keledai.
Kisahnya bermula ketika bapak memerintahkan anaknya untuk memilih seekor keledai yang kecil untuk mereka tunggangi. Mereka berdua menunggangi keledai tersebut. Tak berapa lama berjalan, ada orang yang berkomentar. "Sungguh manusia kejam, keledai yang kecil di tunggangi oleh dua orang". Mendengar komentar tersebut, si bapak pun turun dari keledainya.
Setelah bapak turun, hanya anaknya yang naik di atas keledai. Kemudian masih adalagi yang berkomentar, "Anak tidak tahu diri, bapaknya yang sudah tua berjalan kaki. Sedangkan anaknya enak-enakan di atas keledai". Menanggapi komentar tersebut, akhirnya bapak dan anak bertukar posisi. Bapaknya di atas keledai, dan anaknya berjalan kaki.
Ketika melintasi kota, orang-orang kembali berkomentar. "Bapak itu tega sekali, anak yang masih kecil di suruh menuntun keledai. Sementara bapaknya duduk nyaman di atas keledai". Lalu, sang bapak dan anak tidak menunggangi keledai. Mereka memilih untuk berjalan setelah mendengar komentar orang.
Tapi masih saja ada orang yang berkomentar, "Itu bapak dan anak payah sekali, ada keledai tetapi tidak dimanfaatkan untuk di tunggangi. Lebih memilih berjalan kaki dari pada naik keledai".
Sungguh kasihan si bapak dan anaknya. Semua komentar orang di dengarnya dan dilaksanakan. Memang setiap orang punya pandangan yang berbeda-beda dalam melihat permasalahan. Tapi selama yang kita lakukan itu baik dan kita yakini apa yang akan dilakukan itu tidak merugikan orang lain, kenapa perlu mempermasalahkan komentar orang lain.
Gambar: http://www.iconseeker.com/search-icon/animals/donkey.html
kalau kita ingin semua orang suka sama kita, maka kita yang akan ke susahah pada akhirnya
ReplyDeletekisah ini mengajarkan kepada kita bahwa mengikuti saran dan kritik orang yang tidak benar, maka akan sama dengan cerita di atas, heeeheee
ReplyDelete