Ads 468x60px

Thursday, May 06, 2010

Ujian Nasional Untuk Sekolah Standar Nasional

Semenjak kelahirannya tahun 2005, ujian nasional terus menjadi bahan perbincangan yang menarik setiap tahunnya. Jika melihat tahun-tahun sebelumnya ada ujian akhir yang dilaksanakan secara nasional, seingat saya namanya EBTANAS alias Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional. Tetapi memang tidak ada standar nilai disana. Berarti yang menjadi permasalahan utama adalah standar nilainya bukan Ujian Nasionalnya.
Dengan adanya standar nilai seperti itu memang perlu untuk mengukur pendidikan Indonesia sampai dimana keberhasilannya. Tetapi penerapan standar nasional seperti ini seharusnya untuk sekolah-sekolah yang menang sudah berstandar nasional (SSN). Menurut saya sekolah dengan label SSN, semua fasilitas dinilai sudah memenuhi standar yang ada. Mulai dari guru sampai komponen pendukung pendidikan, seperti perpustakaan, laboraturium dan lainnya.
Saya menilai, pemerintah saat ini menginginkan cara yang instan dan kelinci percobaannya adalah anak-anak sekolah. Standar nilai langsung diterapkan secara nasional tanpa pandang bulu. Semua sekolah dengan kondisi apapun harus memenuhi standar nasional tanpa harus membenahi sekolah yang kurang-kurang untuk memenuhi standar nasional. Bahkan saya dengar jika ada siswa yang tidak lulus 100% maka pemerintah berencana akan menutup sekolah tersebut. Jika ini yang dilakukan, bukankah pemerintah ingin menempuh jalan pintas.
Solusi meniadakan Ujian Nasional juga bukan solusi yang tepat menurut saya. Jika ingin lulus sekolah harus melalui ujian. Supaya siswa bisa mengukur kemampuan belajarnya sampai dimana dan pemerintahpun bisa mengukur taraf pendidikan warganya sampai dimana. Lalu solusi apa yang tepat? Standar nilai pada ujian nasional, tidak diberlakukan disemua sekolah. Tetapi diberlakukan untuk sekolah yang sudah berstandar nasional (SSN). Nah, untuk sekolah yang belum berlabel SSN, tetap juga diberi standar nilai hanya lebih rendah dan soal ujiannya pun berbeda. Kemudian secara bertahap pemerintah membenahi sekolah tersebut hingga mendapatkan label SSN dan standar nilainya-pun bertahap beranjak hingga bisa menyamai standar nilai nasional.
Sewaktu saya masih SMP, soal ujian Ebtanas (UN zaman dulu) berbeda-beda. Tergantung klasifikasi sekolahnya. Ada soal untuk sekolah unggulan, ada soal untuk sekolah pendamping unggulan dan ada soal untuk sekolah biasa. Seharusnya hal ini juga bisa diterapkan pada UN sekarang, jadi sekolah yang non-SSN soalnya berbeda dengan sekolah standar nasional begitu juga dengan standar nilainya. Sehingga ada tahapan-tahapan untuk mencapai nilai yang memenuhi standar nasional.

1 Comments:

  1. Saya juga dulu masih EBTA/EBTANAS jadi yang belum ada istilahnya UAN kaya sekarang.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Instagram

Instagram

Statistics


Visit Indonesia

visit indonesia Warung Blogger